21 Januari 2008

Laporan Penanganan Dan Perkembangan Bencana Banjir, 9 - 27 Jan 2008

Rabu, 9/1/2008

Packing bantuan yang tersisa ke Laren, Lamongan

Rm. Wawan melaporkan hasil survei di Laren, Lamongan:

- ada 4 desa yang terendam banjir parah:

- Mojoasem 462 kk
- Jabung 752 kk
- Dateng 502 kk
- Gelap 730 kk

- warga desa / pemuda siap menerima bantuan, telah berkoordinasi
- membutuhkan dapur umum, perahu karet, terpal, trauma healing untuk anak-anak dan petani
- bantuan dikoordinasikan dengan kecamatan, agar tidak terjadi penumpukan bantuan

Kamis, 10/1/08


Melaporkan 9 relawan dan bantuan sembako meluncur ke Laren, Lamongan

Meluncur ke Yogyakarta untuk koordinasi dengan Karina KWI dan Karina KAS

Melaporkan telah sampai di lokasi, membutuhkan perahu karet bermotor 6-7 pk

Jumat, 11/1/08

Informasi dari masing-masing Keuskupan tentang situasi terakhir korban banjir.

Penyempurnaan data, dari data yang sudah masuk hendaknya mempertimbangkan jumlah perempuan, jumlah anak-anak

Tentang kemungkinan Karina KS belajar dengan Karina KAS tentang

Sabtu, 12/1/08

Menyumbang dana 60.000.000,- dari Posko Belarasa Kemanusiaan Paroki Katedral, Bandung

Akan menyumbang ke rekening bencana



Melaporkan acara koordinasi Minggu, 13/1/08Minggu, 13/1/08

Melaporkan kesulitan relawan di Laren, Lamongan: soal medan, data dan transportasi air

Senin, 14/1/08

Melaporkan kondisi di Laren, koordinasi relawan dengan penduduk lokal baik, bantuan dibagikan dengan sistem paket. Kebutuhan sekarang di Lamongan: beras, minyak goreng, gula, sabun, buku tulis dan detergent

Melaporkan dari Lamongan, desa Mojoasem, belum bisa stand by. Data sementara yang saya dapatkan: ada 4 desa yang beberapa waktu lalu tergenang, yakni :
Mojoasem (462 kk, 1071 jiwa, yang terkena banjir 269 kk, sisanya merantau), Jabung (700 kk), Dateng (357 kk), Gelap (masih belum ada info)

Banjir desa Mojoasem sudah mulai surut beberapa hari yang lalu, tetapi 3 desa yang lain masih tergenang. Akses ke 3 desa harus menggunakan perahu.

Bantuan yang datang saat ini tidak cukup ditampung di gudang karena kurang luas.
Mereka membutuhkan minyak sayur dan gula pasir.

Di desa Mojoasem telah di dirikan posko yang berfungsi melakukan pendistribusian bantuan ke ketiga desa tersebut. Relawan yang berkerja di desa Mojoasem:

- Relawan lokal, yang terdiri dari pemuda dan masyarakat mojoasem yang berjumlah kira- kira 8 orang.
- Relawan dari Keuskupan Surabaya yang berjumlah 11 orang
- Relawan dari mahasiswa Fisip Unair yang teridiri dari 23 orang.

Selasa, 15/1/08

Pak Edi meneruskan email Karina KWI tentang data yang riil, menyangkut jumlah perempuan dan anak-anak juga

Situasi Mojoasem sudah normal. Letak desa Mojoasem ada diseberang Bengawan Solo, bila berada di desa Siwuran dan di sebelah barat desa terbentuk semacam danau yang cukup luas. Danau tersebut terjadi karena banjir yang sedang melanda desa tersebut dimana danau tersebut bila tidak terjadi banjir merupakan sebuah persawahan dan perkebunan. Pada dasarnya banjir tersebut sering terjadi hampir tiap tahun. Tetapi banjir kali ini terjadi cukup besar, di luar perkiraan para pertani yang hampir memanen. Wajar jika banjir kali ini membuat sebagian masyarakat desa mengalami shok.

Di sekitar desa Mojoasem terdapat beberapa desa yang kondisinya parah. Antara lain Jabung, Ngelap dan Dateng. Di tiga desa tersebut masyarakatnya masih tinggal di hutan, di tenda pengungsian dengan kondisi yang cukup memperihatinkan tenda terbuat dari terpal di tempati 2 sampai 4 kk. Untuk menjangkau ketiga desa tersebut harus menggunakan perahu karet bermotor. Karena ketiga desa tersebut dikelilingi oleh air cukup luas. Distribusi bantuan dari Mojoasem ke desa tersebut relawan harus menyebrangi air kira – kira 2 km.

Mengkonfirmsi bantuan akan berangkat ke Laren, Lamongan. Sementara ada 2 suster SSpS di lokasi

Rabu, 16/1/08

Akan memperbaiki data riil. Kemungkinan ada pengurangan jumlah. Melibatkan ketua lingkungan dalam pendataan dan WKRI (untuk yang non Katolik)

Kamis, 17/1/08

Melaporkan, karena keterbatasan tenaga relawan untuk melakukan assesment Karina Project dan kondisi di Ponorogo yang sudah baik, lengkap dengan pemberian bantuan makanan, alat tulis dan pengobatan, maka Posko Ponorogo menyatakan perlu dipertimbangkan kembali untuk pelaksanaan Karina Project.

Memberikan bantuan alat tulis untuk korban banjir di Ponorogo

Menyerahkan data foto dan laporan pelaksanaan penanganan banjir dari Posko Ponorogo

Mengirimkan data foto kegiatan relawan Madiun di sekitar Geneng, Ngawi

Jumat, 18/1/08

Melaporkan beberapa kesulitan di Posko Keuskupan Surabaya, Laren, Lamongan:

Sabtu, 19/1/08

1. Sulit mengakses gudang. Teman-teman relawan tidak mempunyai akses untuk melihat data-data barang yang keluar masuk gudang.

2. Sering terjadi kekosongan waktu, sering menimbulkan kejenuhan dan mempengaruhi psikologis rekan-rekan relawan.

3. Relawan kurang atau bahkan tidak mengetahui sistem kerja yang dijalankan sehingga terjadi kebingungan job discription. Mestinya di atasi dengan pendampingan anak, belajar maupun bermain.

4. Distribusi bantuan mulai berkurang

5. Komunikasi antara relawan lokal dengan team surabaya tidak terjalin dengan baik. Relawan lokal mendominasi sistem kerja, relawan Keuskupan Surabaya yang lebih mendominasi "kerja kasar"

7. Frekuensi kegiatan sudah berkurang, maka kami mengusulkan sebaiknya program ini segera diakhiri lebih cepat dari rencana yang dijadwalkan selama 2 minggu.

8. Relawan lokal kurang memperhatikan kebutuhan sarana dan prasarana: alat kebersihan, transportasi air (perahu). Padahal pada hari pertama kita sudah mendonasikan uang sejumlah 1 juta untuk biaya operasional dan kesejahteraan relawan kita. Kenyataan selama ini

9. Kebutuhan makan untuk seluruh relawan dibebankan kepada kita. Belanja tidak ada yang mengantar. Padahal jarak pasar dan posko sekitar 3 Km dan tidak ada yang tahu jalan.

Melaporkan akan mengirimkan bantuan aneka semako dan uang yang akan diserahkan ke Farhan langsung.

Minggu, 19/1/08

1. Pentingnya melaporkan kondisi kegiatan relawan di Laren, Lamongan ke jaringan Paroki Keuskupan Surabaya dan kelompok kategorial

2. Rm. Didik, Pr dari Blora selaku Vikep Regio IV mendirikan Posko bantuan di Widang berkoordinasi dengan Paroki Tuban

3. Mengikutsertakan Paroki Gresik dan Stasi Lamongan dalam kegiatan relawan Keuskupan Surabaya di Laren, Lamongan

4. Pentingnya Posko Keuskupan Surabaya di Laren, Lamongan memiliki divisi data, dapur umum, logistik dan relawan.

5. Fokus kegiatan relawan per 22/1/2008 mulai pada pendataan, karena data sangat penting. Data KK yang diperoleh selalu berubah, karena berbagai kepentingan politis lokal, perlu dijernihkan.

6. Pentingnya persiapan relawan yang akan terjun untuk lebih memasyarakat, lebih kreatif dalam membuat kegiatan, karena kondisi psikologis warga / relawan lokal yang bekerjasama yang sudah lelah dan mereka telah menjadi korban banjir juga

7. Mendapat bantuan dana dari Trikomsel untuk itensi pengadaan bibit tanaman pangan di lokasi Laren.

8. Fokus kegiatan relawan berkisar di desa Mojoasem

Senin, 21/1/08

Menanyakan laporan data benefeciaries yang akan dibantu

Mendapatkan data terkini penerima bantuan dan relawan

Cepu: 680 kk, 10
Ngawi: 934 kk, 20
Madiun: 275 kk, 20
Bojonegoro: 500 kk, 20

Selasa, 22/1/08

Melaporkan bahwa bantuan dari Rm. Ismartono sudah datang. Namun oleh Topo, anak buah Farhan, relawan Keuskupan Surabaya dilarang terlibat di dalam pengambilan sembako tersebut.

Relawan Keuskupan mulai melakukan pendataan

Melaporkan perbaikan proposal budget Karina project. Keuskupan Surabaya mengajukan dana.

Rabu, 23/1/08

Jumlah warga
Siser : RT 1 = 62 KK; RT 4 = 52 KK; RT 2 = 63 KK; RT 5 = 71 KK; RT 3 = 43 KK

Jumlah lansia: 26 orang, bayi usia <1 th = 28 anak, usia <2th = 29 anak, usia <3th = 31


Kamis, 24/1/08
Bantuan masuk:
Beras dari Unair Surabaya. Susu SGM, Dancow dan obat untuk balita dari Radio El Shinta Surabaya. Mie instan dari PB (Penanggulangan Bencana). Bantuan yang diperlukan (selain sembako) pengobatan gratis, bahan bangunan untuk perbaikan rumah, makanan dan susu bayi.

Keterangan lain:
Listrik menyala sejak tanggal 17 januari 2008. Anak mulai masuk sekolah sejak Senin, 14 Januari 2008, tapi tidak langsung melakukan aktifitas belajar mengajar karena membersihkan ruang kelas. Aktifitas belajar aktif sejak 2 hari lalu.

Jumat, 25/1/08
Laporan Topo, relawan lokal, bantuan dari Rm. Ismartono dibawa truk, supir tak tahu alamat posko. Bantuan begitu banyak, dibawa dengan pick up lewat Widang. Berupa: beras 2 ton, obat-obatan 7 dos, baju layak pakai 30 dus

Dapur umum sudah ditutup
Distribusi baju SD, tanpa survei

Bertemu dengan Kades meminta data dan diteruskan ke Sekdes

Sabtu, 26/1/08

Sawah yang rusak, baru ditanam 3 bulan lagi, jika air sudah surut, lalu dikeringkan dan ditunggu 1 bulan sampai sawah kering

Romo Wawan dan rombongan dari Malang datang

Minggu, 27/1/08

Pertemuan posko relawan Surabaya memberikan keputusan:

- Posko di Mojoasem, Laren, Lamongan dinyatakan tutup sejak siang.

- Uang yang sumbangan dari Trikomsel diserahkan Rm. Rudi, CM

- Jika hendak melakukan karya lagi hendaknya dipersiapkan dengan program jelas dan dipikirkan baik-baik. Lebih baik tidak di Mojoasem lagi dan disertai syarat tertentu sesuai dengan kemampuan kita

- Pentingnya dibentuk Tim Karina Keuskupan Surabaya di masa mendatang. Saat ini sudah ada tim intinya, tinggal melengkapi dengan divisi-divisinya.

- Pentingnya pelaporan menyangkut dana terutama yang dikeluarkan dari Rekening Bencana Keuskupan Surabaya. 3 posko paroki sudah melaporkan data barang dan relawan saja.

- Kegiatan kita sudah cukup baik meskipun emergency response saja

- Ada tawaran pertemuan dan silaturahmi di Mojoasem, Laren, Lamongan 1 Feb 2008 jam 19.00

Tertanda
Ketua Komisi PSE / Karina Keuskupan Surabaya