I. Pendahuluan
Dusun Bukul terletak di Desa Wates, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo. Tempat ini terletak di sebelah Selatan Kab. Ponorogo yang tepatnya berada di jalur Ponorogo menuju Pacitan. Secara geografis Dusun Bukul berada di lereng perbukitan yang membentang di sebelah Selatan Kabupaten Ponorogo, memiliki kontur tanah gembur dan sedikit terdapat sumber air. Pada umumnya, air sangat sulit diperoleh selama musim kemarau di seluruh wilayah Kec. Slahung. Penghidupan sebagian besar masyarakat Dusun Bukul adalah bertani, sebagian besar penduduknya memiliki tanah dengan luas kurang dari kurang dari 0,5 hektar. Tanah tersebut dijadikan area persawahan dan ladang yang ditanami jahe, kunir dan ketela pohon. Sumber utama penghasilan mereka berasal dari tanah yang mereka miliki.
Hujan yang turun selama 4 hari berturut-turut, pada tanggal 14 Mei 2010, telah mengakibatkan tanah longsor di RT 03 / RW 01 Dusun Bukul. Kejadian pada pukul 04.00 WIB itu telah merusak area persawahan dan rumah-rumah penduduk. Hingga saat ini kondisi tanah belum stabil, masih terjadi pergerakan tanah dan warga masih berada dalam ancaman dampak susulan dari longsoran tanah, khususnya mereka yang berada di bawah area tanah longsor.
Dari hasil pemetaan daerah terdampak yang dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat Karina Keuskupan Surabaya, tanggal 16 Mei 2010 terdapat rekahan tanah di bagian atas bukit hingga ke bawah, berbentuk huruf U. Rekahan atau retakan tanah tersebut menimbulkan longsornya tanah. Saat ini rekahan telah merambat ke arah perbukitan Plethes sejauh 200 meter. Longsoran tanah telah bergerak turun sejauh 200 meter dari tempat awal. Hal ini ditandai dengan bergesernya bekas bangunan rumah yang telah roboh, area persawahan dan pohon-pohon milik warga.
Saat ini warga yang rumahnya roboh masih berada di pengungsian, mereka ditampung di rumah tetangga yang berada di ring 2 lokasi bencana. Mereka mendapatkan bantuan makanan dari sumbangan warga sekitar, pemerintah daerah dan gereja setempat selama 3 bulan pasca kejadian tanah longsor. Warga RT 03 / RW 01 Dusun Bukul yang tergabung dalam Posko Warga telah berusaha untuk merelokasi 4 rumah roboh. Mereka menggunakan sebagian material bangunan bekas rumah yang masih bisa digunakan, seperti kayu untuk atap bangunan, kusen pintu dan jendela.
Daerah yang terdampak bencana RT 03 / RW 03 Dusun Bukul, Desa Wates, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo.
a. Jumlah Kepala Keluarga: 48 kk
b. Jumlah Jiwa: 144 jiwa
c. Rumah: 37 rumah
d. Mata pencaharian: buruh tani dan petani lahan kecil
Kerusakan
a. Rumah Rusak berat: 4 unit
b. Rumah rusak sedang: 3 unit
c. Rumah rusak ringan: 2 unit
d. Sawah / Ladang: 7 hektar
e. Sumber air: 4 sumber air rusak tertimbun tanah longsor.
Sasaran penerima manfaat dari kegiatan ini adalah empat rumah rusak berat milik:
a. Boyadi
b. Miskam
c. Jadi
d. Hantoro
II. Tujuan
Tujuan umum:
a. Menyatukan kembali keutuhan keluarga yang terdampak dalam satu rumah.
b. Mendorong tumbuhnya kerja sama dan keguyuban dalam komunitas terdampak
c. Mendorong tumbuhnya kepedulian warga yang tidak terdampak
d. Membentuk kelompok relawan kemanusiaan dari warga dan umat setempat.
e. Melakukan pembelajaran dan praktek lapangan bagi relawan Karina Keuskupan Surabaya.
Tujuan khusus:
a. Terbangunnya 4 unit rumah untuk ditempati oleh 4 keluarga yang rumahnya roboh.
b. Media pembelajaran penanganan bencana bagi relawan dari Paroki Santa Maria Ponorogo, umat Stasi Slahung dan Bukul serta relawan Karina Keuskupan Surabaya
III. Bantuan Dan Upaya Merelokasi Rumah
1. Karina Keuskupan Surabaya Posko Madiun
Karina posko Madiun telah berada di lokasi bencana sejak tanggal 16 Mei 2010, mereka melakukan kajian cepat dampak bencana, melakukan upaya pengurangan resiko bencana, mendorong warga untuk berperan aktif dalam mengatasi dampak bencana, mendorong umat paroki Santa Maria Ponorogo, Stasi Slahung dan Paguyuban umat di lingkungan Bukul untuk mengambil peranan dalam penanganan bencana ini. Hasilnya terbentuk Posko Bencana yang beranggotakan warga setempat dan umat Bukul. Hingga saat ini kegiatan Posko Bencana masih berlangsung. Adapun kegiatan yang dilakukan ialah:
a. Memelihara warga terdampak yang mengungsi.
b. Mengupayakan bantuan dengan mengumpulkan dana sumbangan sukarela di lokasi bencana.
c. Melakukan kerjasama, gotong royong bersama elemen masyarakat lain.
2. Instansi Pemerintah dan TNI / Polri
Koramil Slahung, Polsek Slahung, Pemerintah Desa Wates, Kec. Slahung, para guru dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Slahung telah melakukan kerja bakti memindahkan harta benda milik warga terdampak yang masih bisa diselamatkan.
3. Kelompok / Organisasi lain
Banser NU Slahung, warga dusun sekitar daerah bencana dan santri Pondok Pesantren
4. Tindakan persiapan relokasi 4 rumah terdampak
Warga:
a. Mengumpulkan material bangunan yang masih bisa digunakan untuk membangun rumah yang roboh.
b. Menyiapkan lahan tanah untuk relokasi rumah
c. Melakukan koordinasi dengan Posko Bencana warga
Paroki:
a. Mendatangi lokasi, menindaklanjuti hasil kajian yang dilakukan Tim Karina Keuskupan Surabaya
b. Mengupayakan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan warga terdampak
c. Melakukan koordinasi dengan PSE Keuskupan Surabaya, Vikep Madiun, DPP Paroki St. Maria, Ponorogo, Dewan Stasi St. Maria Ratu Damai, Slahung.
d. Mendorong terbentuknya Posko Bencana Warga Bukul
e. Melakukan pendampingan pada Posko Bencana warga Bukul.
Posko Karina:
a. Melakukan assessment cepat
b. Melakukan kajian dampak bencana bersama warga
c. Berkoordinasi dengan Pastor Paroki St. Maria Ponorogo, Dewan Stasi St. Maria Ratu Damai, Slahung dan Ketua lingkungan Bukul, pemerintah setempat: Pemda, Camat dan Lurah dan dengan TNI/Polri
d. Melakukan kajian dan sosialisasi rencan relokasi rumah, menyampaikan hasil kajian yang telah dilakukan bersama warga kepada kepala paroki dan warga
e. Mendampingi warga terdampak dalam proses penanganan bencana
f. Mendampingi proses relokasi rumah.
g. Melakukan kerja bakti penyediaan lahan tanah untuk rumah.
IV. Kontak Person
Pastor Paroki: Rm Yuventius Fusi Nusantara, Pr
Dusun Bukul terletak di Desa Wates, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo. Tempat ini terletak di sebelah Selatan Kab. Ponorogo yang tepatnya berada di jalur Ponorogo menuju Pacitan. Secara geografis Dusun Bukul berada di lereng perbukitan yang membentang di sebelah Selatan Kabupaten Ponorogo, memiliki kontur tanah gembur dan sedikit terdapat sumber air. Pada umumnya, air sangat sulit diperoleh selama musim kemarau di seluruh wilayah Kec. Slahung. Penghidupan sebagian besar masyarakat Dusun Bukul adalah bertani, sebagian besar penduduknya memiliki tanah dengan luas kurang dari kurang dari 0,5 hektar. Tanah tersebut dijadikan area persawahan dan ladang yang ditanami jahe, kunir dan ketela pohon. Sumber utama penghasilan mereka berasal dari tanah yang mereka miliki.
Hujan yang turun selama 4 hari berturut-turut, pada tanggal 14 Mei 2010, telah mengakibatkan tanah longsor di RT 03 / RW 01 Dusun Bukul. Kejadian pada pukul 04.00 WIB itu telah merusak area persawahan dan rumah-rumah penduduk. Hingga saat ini kondisi tanah belum stabil, masih terjadi pergerakan tanah dan warga masih berada dalam ancaman dampak susulan dari longsoran tanah, khususnya mereka yang berada di bawah area tanah longsor.
Dari hasil pemetaan daerah terdampak yang dilakukan oleh Tim Tanggap Darurat Karina Keuskupan Surabaya, tanggal 16 Mei 2010 terdapat rekahan tanah di bagian atas bukit hingga ke bawah, berbentuk huruf U. Rekahan atau retakan tanah tersebut menimbulkan longsornya tanah. Saat ini rekahan telah merambat ke arah perbukitan Plethes sejauh 200 meter. Longsoran tanah telah bergerak turun sejauh 200 meter dari tempat awal. Hal ini ditandai dengan bergesernya bekas bangunan rumah yang telah roboh, area persawahan dan pohon-pohon milik warga.
Saat ini warga yang rumahnya roboh masih berada di pengungsian, mereka ditampung di rumah tetangga yang berada di ring 2 lokasi bencana. Mereka mendapatkan bantuan makanan dari sumbangan warga sekitar, pemerintah daerah dan gereja setempat selama 3 bulan pasca kejadian tanah longsor. Warga RT 03 / RW 01 Dusun Bukul yang tergabung dalam Posko Warga telah berusaha untuk merelokasi 4 rumah roboh. Mereka menggunakan sebagian material bangunan bekas rumah yang masih bisa digunakan, seperti kayu untuk atap bangunan, kusen pintu dan jendela.
Daerah yang terdampak bencana RT 03 / RW 03 Dusun Bukul, Desa Wates, Kec. Slahung, Kab. Ponorogo.
a. Jumlah Kepala Keluarga: 48 kk
b. Jumlah Jiwa: 144 jiwa
c. Rumah: 37 rumah
d. Mata pencaharian: buruh tani dan petani lahan kecil
Kerusakan
a. Rumah Rusak berat: 4 unit
b. Rumah rusak sedang: 3 unit
c. Rumah rusak ringan: 2 unit
d. Sawah / Ladang: 7 hektar
e. Sumber air: 4 sumber air rusak tertimbun tanah longsor.
Sasaran penerima manfaat dari kegiatan ini adalah empat rumah rusak berat milik:
a. Boyadi
b. Miskam
c. Jadi
d. Hantoro
II. Tujuan
Tujuan umum:
a. Menyatukan kembali keutuhan keluarga yang terdampak dalam satu rumah.
b. Mendorong tumbuhnya kerja sama dan keguyuban dalam komunitas terdampak
c. Mendorong tumbuhnya kepedulian warga yang tidak terdampak
d. Membentuk kelompok relawan kemanusiaan dari warga dan umat setempat.
e. Melakukan pembelajaran dan praktek lapangan bagi relawan Karina Keuskupan Surabaya.
Tujuan khusus:
a. Terbangunnya 4 unit rumah untuk ditempati oleh 4 keluarga yang rumahnya roboh.
b. Media pembelajaran penanganan bencana bagi relawan dari Paroki Santa Maria Ponorogo, umat Stasi Slahung dan Bukul serta relawan Karina Keuskupan Surabaya
III. Bantuan Dan Upaya Merelokasi Rumah
1. Karina Keuskupan Surabaya Posko Madiun
Karina posko Madiun telah berada di lokasi bencana sejak tanggal 16 Mei 2010, mereka melakukan kajian cepat dampak bencana, melakukan upaya pengurangan resiko bencana, mendorong warga untuk berperan aktif dalam mengatasi dampak bencana, mendorong umat paroki Santa Maria Ponorogo, Stasi Slahung dan Paguyuban umat di lingkungan Bukul untuk mengambil peranan dalam penanganan bencana ini. Hasilnya terbentuk Posko Bencana yang beranggotakan warga setempat dan umat Bukul. Hingga saat ini kegiatan Posko Bencana masih berlangsung. Adapun kegiatan yang dilakukan ialah:
a. Memelihara warga terdampak yang mengungsi.
b. Mengupayakan bantuan dengan mengumpulkan dana sumbangan sukarela di lokasi bencana.
c. Melakukan kerjasama, gotong royong bersama elemen masyarakat lain.
2. Instansi Pemerintah dan TNI / Polri
Koramil Slahung, Polsek Slahung, Pemerintah Desa Wates, Kec. Slahung, para guru dan siswa-siswi SMP Negeri 2 Slahung telah melakukan kerja bakti memindahkan harta benda milik warga terdampak yang masih bisa diselamatkan.
3. Kelompok / Organisasi lain
Banser NU Slahung, warga dusun sekitar daerah bencana dan santri Pondok Pesantren
4. Tindakan persiapan relokasi 4 rumah terdampak
Warga:
a. Mengumpulkan material bangunan yang masih bisa digunakan untuk membangun rumah yang roboh.
b. Menyiapkan lahan tanah untuk relokasi rumah
c. Melakukan koordinasi dengan Posko Bencana warga
Paroki:
a. Mendatangi lokasi, menindaklanjuti hasil kajian yang dilakukan Tim Karina Keuskupan Surabaya
b. Mengupayakan bantuan yang sesuai dengan kebutuhan warga terdampak
c. Melakukan koordinasi dengan PSE Keuskupan Surabaya, Vikep Madiun, DPP Paroki St. Maria, Ponorogo, Dewan Stasi St. Maria Ratu Damai, Slahung.
d. Mendorong terbentuknya Posko Bencana Warga Bukul
e. Melakukan pendampingan pada Posko Bencana warga Bukul.
Posko Karina:
a. Melakukan assessment cepat
b. Melakukan kajian dampak bencana bersama warga
c. Berkoordinasi dengan Pastor Paroki St. Maria Ponorogo, Dewan Stasi St. Maria Ratu Damai, Slahung dan Ketua lingkungan Bukul, pemerintah setempat: Pemda, Camat dan Lurah dan dengan TNI/Polri
d. Melakukan kajian dan sosialisasi rencan relokasi rumah, menyampaikan hasil kajian yang telah dilakukan bersama warga kepada kepala paroki dan warga
e. Mendampingi warga terdampak dalam proses penanganan bencana
f. Mendampingi proses relokasi rumah.
g. Melakukan kerja bakti penyediaan lahan tanah untuk rumah.
IV. Kontak Person
Pastor Paroki: Rm Yuventius Fusi Nusantara, Pr