16 Januari 2011

Situation Report Penanganan Banjir Trenggalek

A. Pengantar
Negara: Indonesia
Lokasi: Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur
No. Laporan Situasi: 2
Tanggal Pelaporan: 13 Januari 2011
Sumber Data: Tim Karina Posko Pare, Rm. Made Hadiprasetyo, Antaranews.com
Pembuat Laporan: A. Luluk Widyawan

B. Gambaran Umum

I. Latar Belakang

Banjir bandang menerjang sejumlah kawasan di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur, Minggu 2 Januari 2011 malam. Banjir itu sendiri dilaporkan mulai terjadi sekitar pukul 17.00 WIB. Penyebabnya kemungkinan besar hujan yang turun sangat lebat sejak siang sekitar pukul 14.00 WIB. Tingginya curah hujan menyebabkan air yang mengalir dari arah lereng perbukitan berubah menjadi luapan banjir bandang dan menerjang desa-desa di bawahnya. Akibatnya, ratusan rumah terendam. Sebagian bahkan porak-poranda karena tak kuasa menahan terjangan air bah setinggi dada orang dewasa hingga atap rumah. Sebelum ketinggian air mencapai puncaknya pada pukul 17.00 WIB, sebagian warga berhasil menyelamatkan diri dengan berlindung di lokasi yang aman ataupun dengan cara mencari tempat-tempat ketinggian. Namun, mereka kebanyakan tidak sempat mengevakuasi harta benda di dalam ataupun luar rumah.

Belum ada data pasti mengenai korban jiwa ataupun luka-luka dalam kejadian ini, namun berdasar informasi resmi dari humas pemerintah daerah setempat, seorang warga dipastikan tewas karena tak bisa menyelamatkan diri saat banjir bandang menghantam pemukiman mereka. Keterangan secara terperinci dampak banjir belum dapat diberikan oleh tim yang masih berada di lapangan yang masih melakukan evakuasi sekaligus pendataan. Namun jika mengacu informasi sementara, ada tiga kecamatan yang dipastikan terdampak banjir. Air dengan ketinggian mencapai satu meter lebih masih terus mengalir dan menggenangi ratusan pemukiman yang ada di sejumlah desa di Kecamatan Tugu, Karangan, serta Suruh. Desa Jati merupakan yang paling parah terdampak banjir. Selain hampir seluruh kampung terendam banjir, ketinggian air di titik banjir ini dilaporkan mencapai atap rumah penduduk. Desa-desa lain yang juga terimbas banjir di Kecamatan Karangan antara lain adalah Desa Karangan, Kerjo, Sukowetan, Kedung Sigit, serta Desa Sumberingin.

Belum diketahui berapa kerugian materiil akibat banjir bandang yang melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Trenggalek tersebut. Namun jika mengacu banyaknya rumah yang terendam, porak-poranda, serta sejumlah jembatan putus, diperkirakan kerugian yang ditimbulkan mencapai miliaran rupiah. Pihak pemerintah daerah dibantu aparat dan warga sampai larut-malam masih terus bahu-membahu melakukan evakuasi dan pertolongan kepada ratusan atau bahkan ribuan KK yang menjadi korban. Sejumlah tenda besar untuk posko penampungan pengungsi mulai didirikan, demikian juga dengan dapur umum dan layanan kesehatan darurat.

II. Populasi Terdampak
Populasi terdampak banjir terutama ada di sebagian wilayah Kabupaten Trenggalek, yaitu Kecamatan Kampak, Gandusari dan Kecamatan Panggul. Menurut warga Desa Bendoagung Kecamatan Kampak, air mulai masuk rumah sekitar pukul 21.00 WIB. Bencana banjir tersebut tidak menimbulkan korban jiwa, namun beberapa infrastruktur rusak. Di Kecamatan Kampak, tepatnya di Desa Bendoagung 2 Jembatan putus, yaitu Jembatan Kedungdowo dan Jembatan Kemiri. Selain itu, Dam Semarangan yang berada di Desa Bendoagung hancur. Sedangkan di Kecamatan Gandusari, Jembatan kabupaten yang menghubungkan Desa Jajar dan Desa Wonorejo, bentangan di ujung timur ambles, sehingga tidak bisa dilewati. Masyarakat setempat dan Pemerintah Desa Jajar, segera membuat jembatan darurat sehingga kendaraan roda 2 bisa melintas. Di Kecamatan Panggul, 2 jembatan dilaporkan putus, yaitu jembatan di desa Barang dan Jembatan Madat di Desa Panggul. Selain itu, talud Jembatan Aren di Desa Panggul ambrol.

Selasa pagi masyarakat yang terkena banjir, kerja bakti membersihkan lingkungan masing-masing. Bupati setempat memerintahkan Kepala Diinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Trenggalek, untuk segera membantu masyarakat Desa Jajar membuat jembatan darurat yang lebih kokoh dengan kerangka baja, sehingga lebih aman dilalui.

III. Kebutuhan
a. Bahan makanan, sembako
b. Pakaian pantas pakai
c. Alat tulis untuk anak sekolah

IV. Respon Pemerintah
a. Melakukan evakuasi warga
b. Membuat tenda besar pengungsian, dapur umum dan layanan kesehatan darurat
c. Membantu perbaikan jembatan darurat di Desa Jajar

V. Respon Karina Keuskupan Surabaya
3-4 Januari 2011
Karina Surabaya Posko Pare meneruskan informasi banjir dari informan umat di Stasi Trenggalek kepada Karina Keuskupan Surabaya, Senin, 3 Januari 2011, pukul 21.00. Selasa pagi ketika tim akan meluncur ke lokasi bersama Rm. Made Hadiprasetyo (moderator PSE kevikepan Blitar) dan Rm. Herman (pastor rekan Paroki St. Maria Tak Bernoda Asal Tulungagung) terhalang oleh cuaca buruk. Rabu, 5 Januari 2011 tim bersama dari kevikepan Blitar tersebut membagikan sumbangan kepada 90 kk korban banjir khususnya di RW 1, RT 4 dan RT 5 Desa Jati yang terdampak cukup parah, berupa:

a. Paket sembako (beras 3 kg, mie 10 bungkus)
b. Alat-alat tulis
c. Pakaian pantas pakai

Bantuan tersebut didapatkan dari swadaya antar paroki di kevikepan Blitar yang dikoordinir oleh Rm. Made Hadiprasetyo. Selanjutnya tim dari Karina Posko Pare bersama umat Stasi Trenggalek akan melakukan kajian di lokasi terdampak banjir selama 2 hari yang mengharapkan dukungan transport dari Karina Surabaya. Bantuan akan diberikan dan diusahakan dari swadaya antar paroki di kevikepan Blitar.

5-6 Januari 2011
Karina Surabaya Posko Pare bersama relawan Kevikepan Blitar yang dikoordinir oleh Rm. Made Hadiprasetyo menginformasikan bahwa selama 2 hari, tanggal 6-7 Januari 2011 akan kembali ke lokasi bencana di Trenggalek. Kegiatan yang akan dilakukan yaitu mengadakan kajian dampak bencana, penemanan terhadap anak-anak serta kemungkinan untuk membantu perbaikan jalan yang rusak.

7 Januari 2011
Relawan Posko Pare, melakukan kajian di lokasi bencana, tepatnya di di RW 1, RT 4 dan RT 5, Desa Jati. Lokasi tersebut cukup parah terdampak banjir karena dikelilingi oleh 3 aliran sungai. Ketika mencoba mencari data dari pengurus dusun setempat, data tersebut dikatakan hanyut terbawa banjir. Sore harinya, relawan melakukan kegiatan pendampingan bagi sekitar 60 anak di kedua RT. Kondisi anak-anak sangat membutuhkan peralatan sekolah (buku tulis, alat tulis dan seragam) karena semua perlengkapan tersebut terbawa banjir. Masyarakat setempat sempat menyampaikan kebutuhan untuk mendapatkan pendampingan dalam menghadapi bencana, terlebih mengingat daerah tersebut dalam 1 tahun terakhir mengalami 3 kali banjir. Permohonan masyarakat untuk sementara ditampung sebagai masukan.

8 Januari 2011
Pada hari Sabtu 8 Januari, relawan Karina Surabaya Posko Pare berkoordinasi dengan Bp. Topo, umat Stasi Trenggalek. Mereka diajak menuju ke Desa Jati untuk kerja bakti dan melakukan kajian di daerah Gunung Linggo, di mana terdapat tempat penambangan batu. Lokasi tersebut berada 15 km dari Desa Jati. Dalam perjalanan pulang pada pukul 15.00 terjadi banjir lagi dan masyarakat melakukan evakuasi karena mereka trauma dengan banjir sebelumnya. Hasil kajian akan dibawa pada hari Senin ke Surabaya karena akses internet tidak ada.

11 Januari 2011
Setelah melakukan kajian, Karina Surabaya Posko Pare memutuskan untuk membantu pengadaan sak berisi pasir. Sak berisi pasir merupakan sarana yang dikehendaki warga untuk menjadi penopang tepi sungai yang rawan meluap jika hujan deras sewaktu-waktu akan turun. Karina Surabaya akan mendukung pengadaan sak pasir tersebut.

VI. Kontak Person
a. Rm. Herman (pastor rekan di Paroki St. Maria, Tulungagung)