09 Maret 2009

Laporan Situasi 2: Banjir Di Desa Mojoasem, Laren, Lamongan



Tanggal: 5 Maret 2009
Lokasi: Mojoasem, Laren, Lamongan
Koordinator Posko : Rm. Markus Rudi Hermawan, CM, Rm. Sabas Kusnugroho, Pr
Koordinator Lapangan : Opung Juprianto
Dibuat oleh : Rm. A. Luluk Widyawan, Ketua PSE-Karina Keuskupan Surabaya

A. Situasi
Sejak hujan deras mengguyur beberapa daerah Jatim, maka beberapa lokasi rawan bencana banjir mengalami banjir. Mulai Rabu, 25/2/09, banjir mulai memasuki kota Bojonegoro, Lamongan dan Ngawi. Seminggu pasca banjir, wilayah Bojonegoro segera surut secara drastis pada hari Minggu (1/3/09) dan beberapa pengungsi telah kembali ke rumah, sebagaimana laporan Rm. Hersemedi, CM, pastor kepala paroki Bojonegoro.

Mojoasem, Laren, Lamongan
Sejak seminggu lalu, banjir mulai menggenangi wilayah desa yang berada persis di tepi sungai Bengawan Solo. PSE / Karina Keuskupan Surabaya hadir bersama beberapa relawan di lokasi yang setahun lalu juga dibantu. Pada awalnya, Opung Juprianto bahu-membahu bersama warga Mojoasem membuat tanggul dari kantong yang diisi tanah, bukan pasir. Karena itu, tanggul tak mampu menahan banjir dan jebol. Beberapa saat bantuan diupayakan dengan mengkoordinasi paroki-paroki untuk segera mengirimkan bantuan in natura yang dipusatkan di Paroki Widodaren dan Paroki Karangpilang.

PSE / Karina Keuskupan Surabaya fokus pada wilayah Mojoasem. Dari Lamongan, perlu menyeberang sungai Bengawan Solo dengan perahu tempel yang serba terbatas. Sebuah rumah milik warga bernama, Subari disewa dan dijadikan posko untuk gudang bantuan dan istirahat para relawan. Mojoasem memiliki wilayah yang sama buruknya tenggelam oleh banjir dengan desa Siser dan Pesanggrahan. Dari 3 desa itu totsl ada sekitar 1000 kepala keluarga. Dari Posko Mojoasem, setiap hari para relawan kami dan lokal membungkus bantuan dalam rupa paket, tidak hanya untuk 3 desa tersebut, namun juga untuk beberapa lokasi lain yang tidak bisa dibiarkan tak tertolong.

Hingga seminggu ini, bantuan yang diterima warga sebagian besar berupa beras, mie instant, bahan makanan saja. Bantuan tersebut berhasil dipasok dari dukungan paroki yang berbela rasa dari Keuskupan Surabaya. Termasuk pengobatan gratis yang baru dilakukan sekali dengan hanya 2 dokter yang kewalahan diserbu warga. Sampai sitrep ini dibuat hujan masih melanda di kawasan Lamongan. Hal ini memperburuk kondisi kesehatan warga dan ketahanan pangannya, karena sawah dan tambak sumber hidup mereka rusak oleh banjir.

Saat ini bantuan yang sangat dibutuhkan ialah: beras, mie instant, makanan kering, obat-obatan (flu, demam, salep kulit dan pusing), susu bayi dan anak (karena banyak anak), minum, air bersih, sabun, odol serta obat nyamuk atau autan karena banyak nyamuk serta sabun pembersih lantai.