08 Januari 2009

Situation Report: Earthquakes In Manokwari, Papua, Indonesia, January 10, 2009


Gempa Bumi di Manokwari and Sorong
Papua, Indonesia
8 Januari 2009

PENGANTAR

A. Negara: Indonesia.

B. Nomor Laporan Situasi: # 5.

C. Tanggal Pelaporan : 9 – 10 Januari 2009.

D. Pelapor: Unit Emergency Response and Preparedness Karina KWI.


Gambaran Umum

A. Informasi Umum.

Sejak 4 Januari 2009, telah terjadi lebih dari 900 gempa susulan. Salah satu gempa susulan yang paling kuat mengguncang Manokwari pagi ini pk. 08.00 dengan kekuatan 7,55 SR, menyebabkan trauma berkepanjangan bagi korban terdampak yang tinggal di tenda-tenda. Kebanyakan dari mereka belum kembali ke rumah tinggal karena takut akan terjadinya gempa susulan dan tsunami.

Hingga kini, jumlah kerusakan bangunan yang ada di Distrik Manokwari sebagai berikut:
- 44 gedung pemerintahan.
- 1500 rumah.
- 48 gereja.
- 7 mesjid.
- 12 rumah sakit.
- 33 gedung sekolah.
- 1 jalan.
- 8 jembatan.
- 4 hotel.
- 52 gedung lain.

Di wilayah barat Manokwari, kerusakan tercatat:
- 659 rumah rusak ringan.
- 4 gedung pemerintahan.
- 13 gereja.
- 3 mesjid.
- 26 sekolah.
- 1 jalan.
- 4 jembatan

Sementara di Distrik Masni, yang berada di sebelah barat Manokwari, kerusakan tercatat:
- 264 rumah rusak ringan.
- 9 gedung pemerintahan.
- 9 gereja.
- 3 mesjid.
- 1 rumah sakit.
- 2 jembatan.

Jumlah bangunan yang mengalami kerusakan naik empat kali lipat hingga mencapai 5800, sementara warga terdampak yang mengungsi berjumlah antara 10.000 hingga 17.400 orang.

Beberapa daerah yang terkena dampak hanya dapat dicapai dengan helicopter. Banyak rumah yang hancur dan rata dengan tanah. Daerah Papua yang terpencil memiliki keterbatasan akses jaringan jalan dan amat bergantung pada angkutan udara.

Propinsi Papua Barat, berjarak 2.950km dari Ibukota Jakarta, merupakan salah satu daerah yang paling terisolasi dan daerah yang miskin di Indonesia.


B. Populasi Terdampak
Berdasarkan data tanggal 8 Januari 2009, jumlah warga terdampak yang harus mengungsi akibat gempa besar yang terjadi minggu lalu naik dua kali lipat hingga mencapai 17.400 orang. Ribuan orang yang harus mengungsi akibat gempa tersebut telah kembali pulang ke rumah.

Sekitar 10.000 orang tetap tinggal di barak pengungsian di daerah pantai di Distrik Manokwari dan Sorong. Mereka masih khawatir akan terjadinya gempa susulan dan gelombang tsunami. Meskipun menuruk BMKG, getaran gempa semakin mengecil sejak 9 Januari 2009.

Menurut pemda setempat, masalah yang ditakutkan saat ini adalah berjangkitnya wabah penyakit dan bantuan untuk warga terdampak belum diterima. Banyak pihak yang menawarkan bantuan tetapi di beberapa daerah yang sulit dijangkau mereka belum menerima bantuan. Warga membutuhkan makanan, tenda, dan selimut.

Pemda setempat memperingatkan bahwa banyak warga terdampak yang harus mengungsi akibat gempa hebat minggu lalu semakin lemah dan dapat terserang penyakit. Banyak warga yang selamat menderita malaria, infeksi, dan masalah pernafasan karena kondisi tempat pengungsian dan cuaca yang tidak menentu.

C. Mitra Lokal dan International
Menurut keterangan dari OCHA, pemerintah dan lembaga kemanusiaan telah membagikan banyak barang bantuan seperti makanan, obat-obatan, pelengkapan kesehatan, dan tenda. Meski demikian, hujan yang terus terjadi membuat proses distribusi berjalan lamban. Karena hujan, bantuan belum dapat dibagikan ke desa-desa yang terkena dampak.

OCHA juga menyebutkan bahwa Pemda Papua Barat telah menerima persetujuan bantuan senilai 2,2 milyar rupiah, sementara pemerintah pusat menyediakan bantuan sebesar 1,2 milyar rupiah untuk bantuan darurat dan keperluan rekonstruksi

Pemkab Sorong baru saja kembali dari meninjau The same source said the West Papuan government had approved Rp. 2.2 billion ( US $ 199,000 ) while the central government had earmarked Rp. 1,2 billion ( US$ 108,000 ) for relief and reconstruction efforts.

Bupati Sorong sudah meninjau di sekitar pesisir utara Papua yang menjadi wilayah terdampak gempa. Dari pantauan udara diperoleh gambaran bahwa dampak yang dialami oleh komunitas di sekitar pesisir tersebut cukup parah. Rumah, gedung gereja, sekolah banyak yang hancur. Banyak terjadi longsor di sekitar wilayah perbukitan di dekat pesisir pantai. Gempa tersebut juga membuat sumber mata air yang ada di sekitar pantai menjadi keruh dan sebagian menjadi kering. Bantuan yang dibutuhkan adalah tenda, food items, dan hygiene kit. Situasi alam yang tidak bersahabat membuat bantuan sulit diberikan, akses jalan darat sulit ditempuh, jika melalui laut, ombak terlalu tinggi.

Pemda Sorong merencanakan fase emergency selama satu sampai dua bulan, kemudian dilanjutkan dengan fase rekonstruksi.

World Vision and HOPE telah membagikan barang bantuan non pangan berupa terpal platik.

D. Program
Salah satu hasil dari pengkajian awal di Manokwari adalah banyak warga terdampak yang masih membutuhkan terpal plastic, selimut, dan bahan makanan. Meskipun belum jelas jumlah yang dibutuhkan karena jumlahnya cukup besar dan mereka tersebar di daerah-daerah pelosok dan terpencil. Pembagian barang bantuan akan dilakukan ketika warga telah didata oleh pastor paroki yang bertugas di Manokwari bersama dengan kepada adat atau komunitas setempat.

Hari Jumat (9/1) siang, Aribowo Nugroho telah tiba di Sorong dan bertemu secara resmi dengan Uskup Sorong, Mgr. Datus Lega, Rm. Paul Tan, Sr. Yakoba, dan Rm. Yan. Dalam kesempatan itu juga, Aribowo bertemu dengan Rm. Lewi Ibori selaku Ketua PSE Keuskupan Sorong bersama dengan wakil dari pemda setempat.

Rencananya, Jumat (9/1) malam Aribowo Nugroho akan menuju Wau bersama Sr. Yakoba dan Pastor Lewi untuk mengantarkan sejumlah barang bantuan berupa susu, pakaian, pakaian dalam, ember, dan pakaian anak-anak. Perjalanan ke Wau memakan waktu 10 jam dengan kapal laut. Tetapi, rencana tersebut dibatalkan karena cuaca yang buruk dikhawatirkan perlu waktu lebih seminggu untuk kembali ke Sorong.

Berdasarkan saran dari Aribowo Nugroho, Karina KWI dapat memberikan kontribusinya dengan focus pada warga terdampak di Wau, daerah cukup parah mengalami kerusakan akibat gempa. Bentuk bantuan itu akan diusulkan berupa hygiene kits, kitchen sets,dan shelter (terpal dan tikar).

Siang ini (10/1), Aribowo Nugroho melakukan assessment di satu sub-distrik yang tidak jauh dari Sorong. Hasil dari assessment tersebut akan dilaporkan secara terpisah.

Rencananya, Aribowo Nugroho akan kembali ke Jakarta Minggu sore, 11 Januari 2009.

E. Koordinasi
Mekanisme koordinasi bantuan darurat di Sorong dipimpin oleh Pemda Sorong. Mereka tetap siaga akan adanya kemungkinan gempa dan melanjutkan pembagian barang bantuan hingga tanggal 20 Januari 2009.

Koordinasi antara Keuskupan dan Pemda Sorong telah dilakukan dan disepakati bahwa pihak keuskupan akan sedapat mungkin memenuhi kebutuhan warga terdampak.