12 April 2009

Gunung Kelud Longsor, Warga Kesulitan Air

Banjir lahar dingin terus terjadi di Gunung Kelud. Akibat derasnya aliran lahar dingin sisa-sisa letusan gunung api ini, jalan menuju puncak Kelud longsor. Paling parah terjadi di jalan menuju puncak Kelud pada Sabtu (28/2).

Titik longsor tepatnya terjadi di 3 km sebelum puncak atau 6 km setelah rest area pintu masuk Wisata Gunung Kelud di Desa Sugihwaras, Kecamatan Ngancar, Kabupaten Kediri. Badan jalan beraspal hanyut terbawa longsoran ke jurang Kelud berkedalaman 15 meter.

Jalan dengan lebar enam meter sebelum longsor saat ini tinggal menyisakan satu meter. Itu pun sebagian sudah retak-retak dan siap menyusul longsor. Panjang longsoran sekitar 20 meter. Jembatan yang berada di titik longsor ini sudah menggantung.

Supari, 36, salah satu petugas keamanan di wisata Gunung Kelud saat ditemui Surya mengatakan longsor saat ini terus terjadi. “Longsor mulai Senin lalu bersamaan banjir lahar dingin. Sekarang longsor betambah besar,” kata Supari sambil menunjuk lokasi longsor.

Longsor hebat di titik ini, terang Supari, akibat selokan di atasnya tertutup longsor yang lain Akibatnya, air deras langsung menggerojok. Karena tanahnya labil, longsor di jalan setelah jembatan tak bisa dihindarkan.

Beruntung saat kejadian longsor yang terakhir pada Jumat (27/2) sore, tak ada pengunjung atau warga yang melintas di jalan ini. Namun saat ini, jalan menuju puncak terputus. Petugas memasang tulisan, Maaf. Jalan putus, mobil tak bisa naik.

Putusnya jalan ini menambah banyaknya infrastruktur wisata yang dibangun Pemkab Kediri sia-sia. Sebelumnya, bangunan tangga menuju danau kawah Kelud musnah terkubur anak Kelud.

Begitu juga gardu pandang senilai Rp 1,2 miliar yang menjulang ke ketinggian Gunung Kelud. Gardu untuk melihat indahnya panorama danau kawah ini sia-sia seiring sirnanya danau kawah.
Pengamatan Surya di sepanjang jalan menuju puncak Kelud, setidaknya ada lima titik longsor. Longsor juga terjadi di perbukitan Gunung Kelud. Namun kekuatan longsor tak sehabat di KM 6.
Dampak dari longsor ini, pengunjung wisata Kelud sepi. Sabtu kemarin, warung-warung di sekitar Kelud yang biasa di serbu pengunjung menjadi sepi. Wawan, 29, penyedia jasa foto sekali jadi di Gunung Kelud mengeluh.

Biasanya ada sedikitnya 80 pengunjung minta difoto, kemarin sepuluh orang saja mengaku sulit. “Kami berharap longsor segera diperbaiki agar ramai kembali,” ucap Wawan.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Kediri, Mujianto, saat dikonfirmasi menegaskan sudah menyiapkan proyek perbaikan. “Sebaiknya hati-hati kalau naik ke Kelud. Mobil tidak bisa naik. Sebaiknya naik ojek yang sudah kita sediakan,” kata Mujianto.

Sementara itu, akibat terjangan lahar dingin yang berlangsung hingga hari keenam ini, sumber air di Gunung Kelud tak lagi bisa dimanfaatkan. Jaringan pipa sepanjang 3 km dari Sumber Clangap musnah diterjang banjir lahar dingin.

Karena pipa penyalur hancur, akibatnya aliran air mampet. Belasan ribu warga di lima desa yang menggantungkan air dari sumber ini tak lagi mendapat pasokan air bersih. Yakni Desa Desa Sugihwaras, Sempu, Babadan, Manggis, dan sebagian Desa Ngancar.

“Warga kami sudah lima hari menampung air hujan. Ya untuk masak untuk mandi dan mencuci. Warga masih menunggu bantuan ari dari Pemkab Kediri. Sampai saat ini, belum ada bantuan air bersih,” terang Kades Sugihwaras, Bejo Utami, saat ditemui Surya.

Karjianto, Kasubag Hubungan dan Langganan PDAM Kabupaten Kediri, menjelaskan bahwa jaringan pipa air di beberapa sumber air di Gunung Kelud hancur. Pihaknya menaksir kerugian sampai miliaran rupiah. “Perbaikan setidaknya butuh waktu dua bulan. Mohon maaf warga terganggu pengadaan air bersih,” kata Karjianto. (Faiq Nuraini)